الجمعة، 7 ديسمبر 2012

Laporan ektomikoriza


I.    PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pada umumnya tanaman hidup di alam ini dengan menancapkan akarnya ke dalam tanah yang dimana sebagai penunjang agar tanaman tersebut dapat berdiri tegak. Akar pada tanaman juga berfungsi sebagai penyerap unsur hara dan air. Dalam menyerap unsur hara ini, sebagian besar jenis tanaman perakarannya berasosiasi simbiotik dengan cendawan yang berguna dalam membantu menyerap unsur hara yang terdapat di tanah. Berdasarkan struktur tubuh dan cara infeksi terhadap tanaman inang,
Mikoriza dapat digolongkan menjadi 2 kelompok besar (tipe) yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Namun ada juga yang membedakan menjadi 3 kelompok dengan menambah jenis ketiga yaitu peralihan dari 2 bentuk tersebut yang disebut  ektendomikoriza. Pola asosiasi antara cendawan dengan akar tanaman inang menyebabkan terjadinya perbedaan morfologi akar antara ektomikoriza dengan endomikoriza. Pada ektomikoriza, jaringan hifa cendawan tidak sampai masuk kedalam sel  tapi berkembang diantara sel  kortek akar membentuk hartig net dan mantel dipermukaan akar. Sedangkan endomikoriza, jaringan hifa cendawan masuk kedalam sel kortek akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesicula dan sistem percabangan hifa yang disebut arbuscula, sehingga endomikoriza disebut juga vesicula-arbuscula mikoriza (FMA ).
 Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana bentuk dari ektomikoriza sehingga dianggap perlu praktikum ini dilaksanakan.


B.  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakanya praktikum ini yaitu :
1.             Praktikan mengetahui jenis fungi ektomikoriza di alam.
2.             Praktikan mampu membedakan antara jenis-jenis fungi ektomikoriza dan  endomikoriza.
Kegunaan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu :
1.             Praktikan dapat  mengetahui jenis fungi ektomikoriza di alam.
2.             Praktikan dapat mampu membedakan antara jenis-jenis fungi ektomikoriza dan endomikoriza.










II. TINJAUAN PUSTAKA
A.  Deskripsi Ektomikoriza
Mikoriza adalah asosiasi saling menguntungkan antara fungi dan akar tanaman yang membentuk struktur simbiotik dan menghasilkan sifat morfologi yang baru. Melalui hubungan simbiosis dengan tanaman, mikoriza berperan penting dalam pertumbuhan tanaman, perlindungan penyakit, dan peningkatan kualitas tanah secara keseluruhan. (Agricultura, 2011)
Mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistik antara jamur (mykes) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Mikoriza dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air yang tidak tersedia lagi bagi tanaman (Anas dan Sentosa dalam Mayreni dan Hervan, 2008), juga berfungsi sebagai kontrol biologi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan. (Agricultura, 2011)
       Infeksi ektomikoriza diawali dengan dijumpai adanya pertumbuahn spora di perakaran tanaman. Setelah spora tumbuh, dengan cepat fungi tumbuh menutupi perakaran kecil dalam bentuk hifa yang menghambat pertumbuhn akar rambut. Sampai saat ini sedikit diketahui sebarannya, kelimpahan dan bagaimana populasi berkembang selama perubahan musim. Beberapa spesies mempunyai inang yang cukup banyak, yang lainnya  hanya menginfeksi beberapa jenis tanaman saja. Seringkali jenis tanaman pada umur tertentu terinfeksi bermacam – macam mikoriza, dan dalam beberapa kasus beberapa jenis fungi menginfeksi   tanaman yang sama bahkan pada akar yang sama. (Setiadi, 1998).
B.  Deskripsi Tusam ( Pinus merkusii )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
      Subkingdom : Tracheobionta
          Subdivisi : Spermatophyta
                Divisi : Coniferophyta
                      Kelas : Pinopsida
                            Ordo : Pinales
                                  Famili : Pinaceae
                                         Genus : Pinus
                                               Spesies : Pinus merkusii
          Pinus merkusii mempunyai pertelaan pohon berukuran sedang, selalu hijau, berumah satu, dan tingginya hingga 15-45m. Batang utama lurus dan tegakan rapat, bebas cabang sampai 10-25 m, berdiameter  hingga 100-140 cm,dan tidak berbanir tetapi bagian pangkal melebar, pepagan luar tebal dan kasar, beralur dalam. Tajuk cabang-cabang dalam pusaran teratur dan anak-anak cabang lokos dengan pangkal tanpa daun (Plantamor, 2011).
C.  Asosisasi Mikoriza Dengan Tusam (Pinus merkusii)
  Ektomikoriza biasanya berasosiasi dengan tanaman jenis pohon seperti pinus, oak, eukaliptus, dan lain-lain. Di dalam hutan di wilayah sub tropis banyak kita jumpai jamur sebagai tempat hidup ektomikoriza. Asosiasi ektomikoriza juga terjadi pada fungi.
Inokulasi tanaman dengan ektomikoriza akan memberikan keuntungan, bahkan di beberapa tempat tanaman akan tumbuh baik apabila terinfeksi mikoriza. Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman apabila infeksi mikoriza. Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman apabila infeksi secara alami secara alami terjadi pada kerapatan rendah, atau galur asli kurang efisien dibanding galur yang diinokulasikan. Beberapa jenis mikoriza banyak memberikan keuntungan pada pertumbuhan tanaman (susanto, 2002).
Jamur ektomikoriza memasuki akar dan mengganggu sebagian lamela tengah di antara sel korteks. Susunan hifa di sekeliling sel korteks ini disebut jaring Hartig. Ektomikoriza biasanya juga menyusun jaringan hifa dengan sangat rapat pada permukaan akar, yang disebut selubung. Selubung ini sering disebut dengan selubung Pseudoparenkim.  (Feronika, 2003).








III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.  Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Hutan Pinus Nanga-Nanga kecamatan Kambu Kelurahan Padaleu Kota Kendari, pada hari Minggu , 04 November 2012 pukul 13.00 WITA sampai selesai
B.  Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah  kantung sampel,  kertas label serta tubuh jamur/fungi.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu parang, kamera digital, alat tulis menulis dan lain-lain
C.  Prosedur Pelaksanaan
    Prosedur pelaksanaan yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
-        Menyiapkan kantung plastik untuk menyimpan tubuh buah ektomikoriza.
-        Mengamati tubuh buah ektomikoriza di bawah suatu tegakan pohon.
-        Memfoto dan mendeskripsikan ciri-cirinya.
-        Membuat laporan praktikum.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Hasil pengamatan pada praktikum kali ini disajikan  pada Tabel 5.
Tabel 5. Deskripsi tubuh fungi/jamur ektomikoriza
No
Gambar Cendawan
Deskripsi
1.
Terdapat






2.
Tudung berbentuk paying tipis, batang tubuh cukup panjang, berwarna kecokelat, individual (soliter).


3.
Tudung berbentuk paying tipis, batang tubuh cukup panjang, berwarna kecokelat, individual (soliter).





B. Pembahasan
Ektomikoriza, merupakan jamur yang  hifanya hanya sampai kebagian epidermis akar tumbuhan atau tidak sampai menembus ke dalam korteks akar. Dengan adanya ektomikoriza akar tumbuhan tidak begitu memerlukan bulu akar . Tumbuhan tersebut dapat memperoleh air dan unsur-unsur hara dari tanah dalam jumlah yang lebih banyak.
Dari hasil gambar atau pengamatan yang dilakukan terdapat bermacam-macam bentuk morfologi fungi ektomikoriza yang tumbuh pada inang suatu tumbuhan yaitu yang tumbuh disekitar perakaran tanaman tersebut . Bentuk morfologi tersebut dapat dilihat dari ukuran dari fungi tersebut, warna, bentuk tudung, serta cara hidupnya yaitu tergolong hidup secara individual (soliter) ataupun hidup secara berkoloni (berkelompok).
            Dari ke 3 gambar jamur atau fungi tersebut memiliki karakteristik yang beranekaragam dimana pada setipa jenis jamur ektotomikoriza ini ada yang memiliki tudung  yang ukurannya cukup kecil dan bentuknya menyerupai parabola atau berbentuk depressed, memiliki batang yang kecil dan pendek, batang yang ukurannya panjang tetapi tipis, serta batangnya pendek. Selain itu, karakteristik itu juga dapat dilihat dari cara hidup mereka, dimana ada yang hidupnya secara sendiri-sendiri (soliter) . Dari fungi-fungi  tersebut  terdapat warna yang mencolok.  Dimana dengan adanya warna tersebut  jenis-jenis dari fungi tersebut  mudah dapat dibedakan antara  jenis yang satu dengan yang  lainnya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1.   Ektomikoriza berfungsi meningkatkan luas permukaan akar sehingga dapat meningkatkan serapan unsur hara serta penyerapan air dan melindungi serangan dari patogen akar..
2.   Ektomikoriza terdapat atau nampak pada permukaan tanah seperti jamur/fungi, sedangkan endomikoriza terdapat dibagian permukaan akar di dalam tanah.
B. Saran
            Sebaiknya sebelum mengidentifikasi jenis-jenis fungi/jamur ektomikoriza di alam , jenis-jenis yang diamati harus dijelaskan oleh asisten terlebih dahulu kepada praktikan, agar  dalam pembuatan laporan dapat disusun secara maksimal.







DAFTAR PUSTAKA



Agricultura, 2011. Hubungan FMA dengan Pinus.

Feronika, 2003. Mikoriza: Peran, Prospek, dan kendalanya. Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian. UGM

Mayreni, Reni dan Hervan, D., 2008. Pengaruh Jamur Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selasih (Ocimum sanctum L.). Jurnal Akta Agrosia. Padang.
Novriani dan Madjid, 2009. Peranan Dan Prospek Mikoriza. Universitas Sriwijaya. Padang.
Plantamor, 2011. Tusam.  (http://www.plantamor.com/index.php?plant=7 Diakses 09 November 2012)                                                                         
Parnata, A. S., 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Susanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta

Setiadi, Y. 1998. Prospek Pengembangan Mikoriza Untuk Rehabilitasi Lahan Kritis. Makalah Pelatihan Alih Teknologi Mikoriza di Pusat Pengembangan Jati, Cepu. Perum Perhutani

 

Widiastuti, A. M., 2011. Peranan Mikoriza Vesikulat Arbuskular (MVA) Dalam Perlindungan Tanaman. Direktorat Jendral Perkebunan. Surabaya. (http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpsur/index.php?option=com_content&view=article&id=132:peranan-mikoriza-vesikular-arbuskular-mva-dalam perlindungan-tanaman&catid=14:proteksi&Itemid=25. Diakses 09 November 2012)

Laporan mikrobilogi Endomikoriza


I.    PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikoriza adalah adanya suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antar cendawan dan perakaran  tanaman tingkat tinggi. Mikoriza ada tiga, yaitu ektomikoriza, endomikoriza, dan ektendomikoriza. Ektomikoriza dapat dilihat secara langsung atau dengan mata telanjang, sedangkan endomikoriza tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan menggunakan mikroskop.
            Fungi mikoriza arbuskula (FMA) dapat berasosiasi dengan sebagian besar tumbuhan termasuk Angiospermae, Gymnospermae, Plevidovila, dan Byropita. Jenis tumbuhan potensial seperti Leguminosa dan Gymnospermae pada umumnya bermikoriza (berasosiasi denga FMA) walaupun tingkat  kerapatannya berbeda.
            Spora FMA biasanya dapat ditemukan pada akhir atau pada pertengahan musim tumbuh dari pada awal  musim tumbuh. Hal ini disebabkan bahwa dalam produksi spora FMA akan meningkatkan jika pertumbuhan akar menjadi lambat atau berhenti. Selanjutnya kolonisasi akar oleh FMA akan mencapai maksimum pada akhir musim tumbuh  jika kegiatan eksplorasi atau pengumpulan spora FMA dilakukan pada lahan-lahan pertanian yang cedara intensif ditanami, maka waktu eksplorasi yang paling baik adalah pada akhir musim kemarau. sehingga tanah eksplorat atau penggumpalan spora FMA dilakukan pengambilan sample tanah disekitar perakaran tanaman.

B.  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakanya praktikum ini yaitu :
1.             Praktikan  mengetahui jenis inang yang berasosiasi dengan fungi endomikoriza di alam.
2.             Praktikan mampu mengekstraksi spora fungi endomikoriza dari tanah.
Kegunaan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu :
1.             Praktikan dapat mengetahui jenis inang yang berasosiasi dengan fungi endomikoriza di alam.
2.             Praktikan dapat mampu mengekstraksi spora fungi endomikoriza dari tanah.








II.  TINJAUAN PUSTAKA
A.  Deskripsi Fungi mikoriza Arbuskula (FMA)
Kata mikoriza berasal dari bahasa Yunani yaitu myces (fungi) dan rhiza(akar). Jadi mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara fungi dan perakaran tumbuhan tingkat tinggi. Simbiosis initerjadi saling menguntungkan, fungi memperoleh karbohidrat dan unsur pertumbuhan lain dari tanaman inang, sebaliknya fungi memberi keuntungan kepada tanaman inang, dengan cara membantu tanaman dalam menyerap unsurhara terutama unsur P. Hifa fungi mikoriza dapat meningkatkan pengambilan P dengan cara memperluas daerah penyerapan dari sistem perakaran tanamansehingga dapat dimanfaatkan untuk menambang residu P yang menumpuk dalam tanah. Pengaruh FMA terhadap pertumbuhan, serapan P dan hasil tanaman dipengaruhi oleh jenis dan varietas tanaman, jenis tanah, jenis FMA, jenis pupuk,serta faktor lingkungan. (Agricultura, 2011)
Vesikel merupakan struktur cendawan yang berasal dari pembengkakan hifa internal secara terminal dan interkalar, kebanyakan berbentuk bulat telur, dan berisi banyak senyawa lemak sehingga merupakan organ penyimpanan cadangan makanan dan pada kondisi tertentu dapat berperan sebagai spora atau alat untuk mempertahankan kehidupan cendawan. Tipe CMA vesikel memiliki fungsi yang paling menonjol dari tipe cendawan mikoriza lainnya. Hal ini dimungkinkan karena kemampuannya dalam berasosiasi dengan hampir 90 % jenis tanaman, sehingga dapat digunakan secara luas untuk meningkatkan probabilitas tanaman. Spora terbentuk pada ujung hifa eksternal. Spora ini dapat dibentuk secara tunggal, berkelompok atau di dalam sporokarp tergantung pada jenis cendawannya. Perkecambahan spora sangat sensitif tergantung kandungan logam berat di dalam tanah dan juga kandungan Al. kandungan Mn juga mempengaruhi pertumbuhan miselium. (Dzaky. 2011)
Endomikoriza merupakan jamur yang tidak membentuk selubung yang padat, namun membentuk vesikula dan arbuskular yang besar di dalam sel korteks. Vesikular merupakan suatu struktur berbentuk lonjong atau bulat yang mengandung cairan lemak dan berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan atau berkembang menjadi Clamidospora yang berfungsi sebagai organ reproduksi dan struktur tahan. Sedangkan arbuskular adalah struktur hifa yang bercabang-cabang yang berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi antara tanaman inang dan jamur (Widiastuti, 2011).







B.  Deskripsi Longkida ( Nauclea orientalis L )
- Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
          Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
                  Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                         Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                                SubKelas: Asteridae
                                        Ordo: Rubiales
                                               Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
                                                     Genus: Nauclea
                                                            Spesies: Nauclea orientalis L.
(Plantamor, 2012)
Menurut Orwa  et al.  (2009)  N. orientalis  berasal dari nama latin yaitunaucula yang berarti sebuah kapal kecil dan orientalis julukan tertentu dari latin dan berhubungan ke timur. Habitat longkida adalah tumbuh di daerah basah, dirawa-rawa serta sepanjang tepi sungai. Longkida biasanya disebut sebagai spesies perintis. Pohon ini tumbuh secara bervariasi dari yang menengah hingga tinggi.Pohon tumbuh dengan baik, batang silindris yang tingginya mencapai 30 m serta memiliki diameter hingga 100 cm. Batang longkida tumbuh tanpa topangan. Kulit kayu berkerut, berwarna kuning oranye dengan kemerahan yang sedikit terlihat.Kayu longkida dapat dimanfaatkan sebagai bahan  furniture dan kayu ukir. Daunnya berbentuk hati dan berwarna hijau mengkilat serta dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat di sekitar daerah rawa. Buahnya yang berbentuk seperti bola golf namun pahit juga dimanfaatkan sebagai obat-obatan oleh masyarakat. Longkida memiliki stipule  yang besar dan biji yang kecil dengan ukuran 1,5 x 1,0 mm. (Agricultura, 2011)   
C.  Asosiasi FMA dengan Longkida ( Nauclea orientalis L )
                                                                                                   
Mikoriza merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antar cendawan dengan akar tanaman. Baik cendawan maupun tanaman sama-sama memperoleh keuntungan dari asosiasi ini. Infeksi ini anatar lain berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi tanaman yang lebih baik. Di lain pihak, cendawan pun dapat memenuhi kebutuhan hidupnya ( Karbohidrat dan keperluan tumbuh lainnya ) dari tanaman inangnya. (Ridiah. 2008)
Tanaman yang bermikoriza dapat tumbuh lebih baik pada tanaman tanpa bermikoriza. Penyebab utamanya adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur hara makro maupun mikro. Selain dari pada itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentukterikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman. ( Anas dalam Novriani dan Madjid, 2009)




III.             METODOLOGI PRAKTIKUM
A.  Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Hutan Pinus Nanga-Nanga  Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari, pada hari Minggu, 03 November 2012 pukul 13.00 WITA sampai selesai.



B.  Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya yaitu tanah yang di ambil dibawah akar tanaman, kertas lebel, kantong sample.
            Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu parang, pacul, dan alat tulis menulis.




C.  Prosedur Pelaksanaan
               Prosedur pelaksanaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
-                 Membersihkan rumput-rumput disekitar perakaran.
-                 Mengambil contoh tanah dengan menggunakan cangkul sedalam 10-15 cm.
-                 Memasukkan tanah tersebut kedalam kantong plastik, lalu member label keterangan: tanggal pengambilan sampel, lokasi pengambilan, vegetasi asal, jenis tanah, ketinggian dari permukaan laut, dan informasi lainnya yang dirasa perlu.

IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
A.           Hasil


Mengambil sampel endomikoriza di bawah tegakan dengan penjuru 4 mata angin sedalam 20 cm dari permukaan tanah

 



                                                                                                                       

Memasukan sample tanah ke dalam kantong


Diberi label asal tegakan dan fungi endomikoriza siap diidentifikasi


 




.................................
                                                                                    Menulis keterangan :
- Tanggal pengumpulan
- Jenis inang/vegetasi
- Info lain yang dianggap penting
  a. Jenis tanah
  b. Suhu atau kelembaban tanah
B. Pembahasan

Mikoriza merupakan bentuk asosiasi simbiotik yang terjalin antara perakaran tanaman dengan cendawan yang hidup di dalam tanah. Mikoriza tersebut menjadi agen pupuk hayati yang ramah lingkungan. Trilogi yang terjadi antara tanaman, FMA serta tanah merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Keberadaan FMA tersebut di tanah selain menyediakan unsur hari bagi tanaman juga dapat menyuburkan tanah di sekitar perakaran tersebut.
Endomikoriza merupakan cendawan yang menginfeksi akar dengan membentuk vesikula dan arbuskala yang berada di dalam sel korteks. Penyebaran vesikular merupakan suatu struktur berbentuk lonjong atau bulat yang mengandung cairan lemak dan berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan atau berkembang menjadi Clamidospora yang berfungsi sebagai organ reproduksi dan struktur tahan. Sedangkan arbuskular adalah struktur hifa yang bercabang-cabang yang berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi antara tanaman inang dan jamur .Dimana arbuskular merupakan struktur hifa yang bercabang-cabang yang berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi antara tanaman inang dan jamur. Hifa terbagi atas dua yaitu hifa eksternal dan hifa internal. Untuk memperoleh  endomikoriza di alam, maka mesti di lakukan penggalian tanah di sekitar perakaran tanaman sebab endomikoriza tersebut hidup di sekitar perakaran tanaman. Dalam praktikum ini, penggalian dilakukan di sekitar perakaran longkida (Nuclea orientalis).                                                                            
Spora FMA biasanya dapat ditemukan pada akhir atau pada pertengahan musim tunmbuh dari pada awal  musim tumbuh. Hal ini disebabkan bahwa dalam produksi spora FMA akan meningkatkan jika pertumbuhan akar menjadi lambat atau berhenti. Selanjutnya kolonisasi akar oleh FMA akan mencapai maksimum pada akhir musim tumbuh  jika kegiatan eksplorasi atau pengumpulan spora FMA dilakukan pada lahan-lahan pertanian yang cedara intensif ditanami, maka waktu eksplorasi yang paling baik adalah pada akhir musim kemarau.










V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1.      Sebagian besar tumbuhan menjadi inang yang berasosiasi dengan fungi endomikoriza di alam termasuk Angiospermae,Gymnospermae, Plevidovilla dan Bryophita. Walaupun tingkat kerapatannya berbeda, jenis tumbuhan berpotensial seperti leguminosa dan Gymnospermae pun pada  umumnya bermikoriza (berasosiasi dengan FMA).
2.    Pengekstrakan spora fungi endomikoriza dari tanah dilakukan dengan menggunakan teknik penyaringan basah (wet sieving). Teknik ini dimaksudkan untuk memisahkan atau mendapatkan spora yang bersal dari pasir/tanah  yang diambil disekitar perakaran tanaman longkida (Nuclea orientalis)
B. Saran
            Sebaiknya praktikum ini dilaksanakan pada saat akhir-akhir bulan kemarau, karena spora FMA akan meningkatkan jika pertumbuhan akar menjadi lambat atau berhenti.



DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, I dan Wellyzar, 2006. Mikologi : Dasar Terapan. Yayasan Obor Indonesia. DKI Jakarta.


Mayreni, Reni dan Hervan, D., 2008. Pengaruh Jamur Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selasih (Ocimum sanctum L.). Jurnal Akta Agrosia. Padang.

Novriani dan Madjid, 2009. Peranan Dan Prospek Mikoriza. Universitas Sriwijaya. Padang.

Plantamor, 2012. Petai cina. http://www.plantamor.com/index.php?plant=772 Diakses 6 November 2012).

Radiah, 2008. Pengaruh Jamur Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selasih (Ocinum sanctum L)

Widiastuti, A. M., 2011. Peranan Mikoriza Vesikulat Arbuskular (MVA) Dalam Perlindungan Tanaman. Direktorat Jendral Perkebunan. Surabaya. (http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpsur/index.php?option=com_content&view=article&id=132:peranan-mikoriza-vesikular-arbuskular-mva-dalam perlindungan-tanaman&catid=14:proteksi&Itemid=25 Diakses 6 November 2012).