I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mikoriza adalah adanya
suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antar cendawan dan perakaran tanaman tingkat tinggi. Mikoriza ada tiga,
yaitu ektomikoriza, endomikoriza, dan ektendomikoriza. Ektomikoriza dapat dilihat
secara langsung atau dengan mata telanjang, sedangkan endomikoriza tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan menggunakan mikroskop.
Fungi mikoriza arbuskula (FMA) dapat
berasosiasi dengan sebagian besar tumbuhan termasuk Angiospermae, Gymnospermae,
Plevidovila, dan Byropita. Jenis tumbuhan potensial seperti Leguminosa dan
Gymnospermae pada umumnya bermikoriza (berasosiasi denga FMA) walaupun
tingkat kerapatannya berbeda.
Spora FMA biasanya
dapat ditemukan pada akhir atau pada pertengahan musim tumbuh dari pada
awal musim tumbuh. Hal ini disebabkan
bahwa dalam produksi spora FMA akan meningkatkan jika pertumbuhan akar menjadi
lambat atau berhenti. Selanjutnya kolonisasi akar oleh FMA akan mencapai maksimum
pada akhir musim tumbuh jika kegiatan
eksplorasi atau pengumpulan spora FMA dilakukan pada lahan-lahan pertanian yang
cedara intensif ditanami, maka waktu eksplorasi yang paling baik adalah pada
akhir musim kemarau.
sehingga tanah eksplorat atau penggumpalan spora FMA dilakukan pengambilan
sample tanah disekitar perakaran tanaman.
B.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakanya
praktikum ini yaitu :
1.
Praktikan mengetahui jenis inang yang berasosiasi dengan
fungi endomikoriza di alam.
2.
Praktikan mampu
mengekstraksi spora fungi endomikoriza dari tanah.
Kegunaan dari
pelaksanaan praktikum ini yaitu :
1.
Praktikan dapat
mengetahui jenis inang yang berasosiasi dengan fungi endomikoriza di alam.
2.
Praktikan dapat mampu
mengekstraksi spora fungi endomikoriza dari tanah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Deskripsi Fungi mikoriza
Arbuskula (FMA)
Kata mikoriza berasal dari bahasa Yunani yaitu myces (fungi) dan
rhiza(akar). Jadi mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme
antara fungi dan perakaran tumbuhan tingkat tinggi. Simbiosis initerjadi saling
menguntungkan, fungi memperoleh karbohidrat dan unsur pertumbuhan lain dari
tanaman inang, sebaliknya fungi memberi keuntungan kepada tanaman inang, dengan
cara membantu tanaman dalam menyerap unsurhara terutama unsur P. Hifa fungi
mikoriza dapat meningkatkan pengambilan P dengan cara memperluas daerah
penyerapan dari sistem perakaran tanamansehingga dapat dimanfaatkan untuk
menambang residu P yang menumpuk dalam tanah. Pengaruh FMA terhadap pertumbuhan,
serapan P dan hasil tanaman dipengaruhi oleh jenis dan varietas tanaman, jenis
tanah, jenis FMA, jenis pupuk,serta faktor lingkungan. (Agricultura, 2011)
Vesikel
merupakan struktur cendawan yang berasal dari pembengkakan hifa internal secara
terminal dan interkalar, kebanyakan berbentuk bulat telur, dan berisi banyak
senyawa lemak sehingga merupakan organ penyimpanan cadangan makanan dan pada
kondisi tertentu dapat berperan sebagai spora atau alat untuk mempertahankan
kehidupan cendawan. Tipe CMA vesikel memiliki fungsi yang paling menonjol dari
tipe cendawan mikoriza lainnya. Hal ini dimungkinkan karena kemampuannya dalam
berasosiasi dengan hampir 90 % jenis tanaman, sehingga dapat digunakan secara
luas untuk meningkatkan probabilitas tanaman. Spora terbentuk pada ujung hifa
eksternal. Spora ini dapat dibentuk secara tunggal, berkelompok atau di dalam
sporokarp tergantung pada jenis cendawannya. Perkecambahan spora
sangat sensitif tergantung kandungan logam berat di dalam tanah dan juga
kandungan Al. kandungan Mn juga mempengaruhi pertumbuhan miselium. (Dzaky. 2011)
Endomikoriza merupakan
jamur yang tidak membentuk selubung yang padat, namun membentuk vesikula dan
arbuskular yang besar di dalam sel korteks. Vesikular merupakan suatu struktur berbentuk
lonjong atau bulat yang mengandung cairan lemak dan berfungsi sebagai organ
penyimpanan makanan atau berkembang menjadi Clamidospora
yang berfungsi sebagai organ reproduksi dan struktur tahan. Sedangkan
arbuskular adalah struktur hifa yang bercabang-cabang yang berfungsi sebagai
tempat pertukaran nutrisi antara tanaman inang dan jamur (Widiastuti, 2011).
B. Deskripsi
Longkida ( Nauclea orientalis L )
- Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
SubKelas: Asteridae
Ordo:
Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Nauclea
Spesies: Nauclea orientalis L.
(Plantamor,
2012)
Menurut Orwa et
al. (2009) N. orientalis
berasal dari nama latin yaitunaucula yang berarti sebuah kapal kecil dan
orientalis julukan tertentu dari latin dan berhubungan ke timur.
Habitat longkida adalah tumbuh di daerah basah, dirawa-rawa serta sepanjang
tepi sungai. Longkida biasanya disebut sebagai spesies perintis. Pohon ini tumbuh
secara bervariasi dari yang menengah hingga tinggi.Pohon tumbuh dengan baik,
batang silindris yang tingginya mencapai 30 m serta memiliki diameter hingga
100 cm. Batang longkida tumbuh tanpa topangan. Kulit kayu berkerut, berwarna
kuning oranye dengan kemerahan yang sedikit terlihat.Kayu longkida dapat
dimanfaatkan sebagai bahan furniture dan
kayu ukir. Daunnya berbentuk hati dan
berwarna hijau mengkilat serta dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh
masyarakat di sekitar daerah rawa. Buahnya yang berbentuk seperti bola golf namun
pahit juga dimanfaatkan sebagai obat-obatan oleh masyarakat. Longkida
memiliki stipule yang besar dan biji
yang kecil dengan ukuran 1,5 x 1,0 mm. (Agricultura, 2011)
C.
Asosiasi FMA dengan Longkida ( Nauclea orientalis L )
Mikoriza merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis
mutualisme antar cendawan dengan akar tanaman. Baik cendawan maupun tanaman
sama-sama memperoleh keuntungan dari asosiasi ini. Infeksi ini anatar lain
berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi tanaman yang lebih baik. Di lain
pihak, cendawan pun dapat memenuhi kebutuhan hidupnya ( Karbohidrat dan
keperluan tumbuh lainnya ) dari tanaman inangnya. (Ridiah. 2008)
Tanaman yang bermikoriza dapat tumbuh lebih baik pada
tanaman tanpa bermikoriza. Penyebab utamanya adalah mikoriza secara efektif
dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur hara makro maupun mikro.
Selain dari pada itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam
bentukterikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman. ( Anas dalam Novriani dan Madjid, 2009)
III.
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum
ini dilaksanakan di Hutan Pinus Nanga-Nanga
Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari, pada hari Minggu, 03
November 2012 pukul 13.00 WITA sampai selesai.
B. Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini diantaranya yaitu tanah yang di ambil dibawah
akar tanaman, kertas lebel, kantong sample.
Alat yang digunakan pada praktikum
ini yaitu parang,
pacul, dan alat tulis menulis.
C. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur
pelaksanaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
-
Membersihkan
rumput-rumput disekitar perakaran.
-
Mengambil contoh tanah
dengan menggunakan cangkul sedalam 10-15 cm.
-
Memasukkan tanah
tersebut kedalam kantong plastik, lalu member label keterangan: tanggal
pengambilan sampel, lokasi pengambilan, vegetasi asal, jenis tanah, ketinggian
dari permukaan laut, dan informasi lainnya yang dirasa perlu.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Mengambil
sampel endomikoriza di bawah tegakan dengan penjuru 4 mata angin sedalam 20
cm dari permukaan tanah
|
Memasukan
sample tanah ke dalam kantong
|
Diberi label
asal tegakan dan fungi endomikoriza siap diidentifikasi
|
.................................
|
- Tanggal pengumpulan
- Jenis inang/vegetasi
- Info lain yang dianggap penting
a. Jenis tanah
b. Suhu atau
kelembaban tanah
B. Pembahasan
Mikoriza
merupakan bentuk asosiasi simbiotik yang terjalin antara perakaran tanaman
dengan cendawan yang hidup di dalam tanah. Mikoriza tersebut menjadi agen pupuk
hayati yang ramah lingkungan. Trilogi yang terjadi antara tanaman, FMA serta
tanah merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Keberadaan FMA tersebut di
tanah selain menyediakan unsur hari bagi tanaman juga dapat menyuburkan tanah
di sekitar perakaran tersebut.
Endomikoriza merupakan cendawan yang menginfeksi akar dengan membentuk
vesikula dan arbuskala yang berada di dalam sel korteks. Penyebaran vesikular
merupakan suatu struktur berbentuk lonjong atau bulat yang mengandung cairan
lemak dan berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan atau berkembang menjadi Clamidospora yang
berfungsi sebagai organ reproduksi dan struktur tahan. Sedangkan arbuskular
adalah struktur hifa yang bercabang-cabang yang berfungsi sebagai tempat
pertukaran nutrisi antara tanaman inang dan jamur .Dimana arbuskular merupakan struktur
hifa yang bercabang-cabang yang berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi
antara tanaman inang dan jamur. Hifa terbagi atas dua yaitu hifa
eksternal dan hifa internal. Untuk memperoleh endomikoriza di
alam, maka mesti di lakukan penggalian tanah di sekitar perakaran tanaman sebab
endomikoriza tersebut hidup di sekitar perakaran tanaman. Dalam praktikum ini,
penggalian dilakukan di sekitar perakaran longkida (Nuclea
orientalis).
Spora
FMA biasanya dapat ditemukan pada akhir atau pada pertengahan musim tunmbuh
dari pada awal musim tumbuh. Hal ini
disebabkan bahwa dalam produksi spora FMA akan meningkatkan jika pertumbuhan
akar menjadi lambat atau berhenti. Selanjutnya kolonisasi akar oleh FMA akan
mencapai maksimum pada akhir musim tumbuh
jika kegiatan eksplorasi atau pengumpulan spora FMA dilakukan pada
lahan-lahan pertanian yang cedara intensif ditanami, maka waktu eksplorasi yang
paling baik adalah pada akhir musim kemarau.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat
ditarik kesimpulan yaitu :
1.
Sebagian besar tumbuhan menjadi inang yang berasosiasi dengan fungi
endomikoriza di alam termasuk Angiospermae,Gymnospermae, Plevidovilla dan
Bryophita. Walaupun tingkat kerapatannya berbeda, jenis tumbuhan berpotensial
seperti leguminosa dan Gymnospermae pun pada
umumnya bermikoriza (berasosiasi dengan FMA).
2.
Pengekstrakan spora fungi endomikoriza dari tanah dilakukan dengan
menggunakan teknik penyaringan basah (wet
sieving). Teknik ini dimaksudkan untuk memisahkan atau mendapatkan spora
yang bersal dari pasir/tanah yang
diambil disekitar perakaran tanaman longkida (Nuclea
orientalis)
B. Saran
Sebaiknya
praktikum ini dilaksanakan pada saat akhir-akhir bulan kemarau, karena
spora FMA akan meningkatkan jika pertumbuhan akar menjadi lambat atau berhenti.
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, I dan Wellyzar,
2006. Mikologi : Dasar Terapan. Yayasan Obor Indonesia. DKI Jakarta.
Agricultura,
2011. Tinjauan Pustaka. Bogor (http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52111/BAB%20II%20Tinjauan%20%20Pustaka.pdf?sequence=4
Diakses 6 November 2012).
Mayreni, Reni dan Hervan,
D., 2008. Pengaruh Jamur Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Selasih (Ocimum sanctum L.). Jurnal
Akta Agrosia. Padang.
Novriani dan Madjid, 2009.
Peranan Dan Prospek Mikoriza. Universitas Sriwijaya. Padang.
(http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/06/peran-dan-prospek-mikoriza-bagian-3.html Diakses 6 November 2012).
Radiah,
2008. Pengaruh Jamur Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selasih
(Ocinum sanctum L)
http://www.docstoc.com/docs/22716422/Pengaruh-Jamur-Mikoriza-Arbuskula-terhadap-Pertumbuhan-Tanaman-Selasih.html. Diakses 06 November 2012)
Widiastuti, A. M., 2011.
Peranan Mikoriza Vesikulat Arbuskular (MVA) Dalam Perlindungan Tanaman.
Direktorat Jendral Perkebunan. Surabaya. (http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpsur/index.php?option=com_content&view=article&id=132:peranan-mikoriza-vesikular-arbuskular-mva-dalam
perlindungan-tanaman&catid=14:proteksi&Itemid=25 Diakses
6 November 2012).
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق